Postingan

Entri yang Diunggulkan

Naskah Drama "Dongeng Mitun"

  DONGENG MITUN Karya: Ainil Inayah DI ATAS PANGGUNG DENGAN LATAR MALAM HARI TERMENUNG SEORANG PEREMPUAN MUDA SAMBIL NYINDEN. Kembhang melateh lek Se gheggher ning lencak kaso’onan Dhek sadhejeh manossah Nyakseeh bhekal saongghunah Tap… tap… tap “Mursidi? Kau kah itu? Tap… tap… tap “H. Tohir?” Hahaha… mana mungkin para lelaki tua itu sampai sini. Kalaupun mereka disini pasti tuhan sendiri yang menuntunnya. Tapi itu sangat tidak mungkin karena aku sudah menarik Tuhan ke pihakku. Ceritanya panjang sekali kenapa Tuhan bisa tertarik ke pihakku. Hahaha… jangankan kalian, bahkan manusia-manusia yang dulu mengucilkanku sekarang justru memuji namaku. “Mitun putri Mursidi sangat hebat, dia berhasil merayu Tuhan. Mitun putri Mursidi sangat hebat, dia berhasil merayu Tuhan. Mitun putri Mursidi sangat hebat, dia berhasil merayu Tuhan.” Munafik! Manusia-manusia penjilat itu bisa menyebut namaku dengan benar saat membaca berita di surat kabar bahwa Mitun telah berhasil merayu Tuhan. Hehh mereka pi

Naskah Drama "Selamat Menyaksikan"

  SELAMAT MENYAKSIKAN Adaptasi kumpulan novel: 1. Perempuan dititik nol karya Nawal El-Saadawi 2. Tuhan, izinkan aku menjadi seorang pelacur karya Muhidin M. Dahlan 3. Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad tohari Setting 3 panggung. Secara bergilir mereka akan menceritakan perjalanan seseorang yang banyak orang menilai bahwa ketiga pemeran utama dinaskah ini adalah seorang pelacur. Scene 1 Panggung 1 Disebuah lorong sepanjang jalanan malam nampak seorang perempuan sedang duduk sendirian di bawah lampu-lampu jalan. Firdaus : “Perjalanan hidup yang aku lalui begitu panjang. Aku mempelajari banyak hal, salah satunya tentang ibuku. Ya! Ibuku! ibu lebih memilih menyuruhku untuk pergi ke ladang. sebelum matahari mulai muncul, ibu menyentuh bahuku dengan tangannya sedemikian rupa (gerakan menampar pipi) sehingga aku akan terbangun. Tak hanya itu, ibu lebih memilih pergi ke pasar untuk mencari apa saja yang bisa ia kerjakan disana, sehingga, mendapatkan rupiah dan membawa berbagai barang belanjaan

Naskah Tari "Maha Tittari"

  Maha Tittari Devisi Tari Kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) Sesuai dengan namanya, mahasiswa kupu-kupu. Pada umumnya kegiatan sehari-hari mereka hanya kuliah seperti biasanya, datang ke kampus untuk belajar dan pulang ke rumah atau kos ketika mata kuliah usai. Tipe mahasisiwa kupu-kupu ini kebalikan dari tipe kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat) dan kunang-kunang (kuliah-nangkring-kuliah-nangkring), usai kuliah biasanya mereka langsung pulang jarang bersosialisasi dengan teman-teman apalagi aktif dalam kegitan non akademik kampus. Oleh sebab itu biasanya mahasiswa tipe ini kurang dikenal karena minim relasi tapi tidak semua mahasiswa kupu-kupu itu kurang pergaulan bisa jadi mereka adalah mahasiswa yang bekerja jadi setelah kuliah mereka langsung pulang karna harus bekerja untuk memperoleh penghasilan guna membiayai kuliah serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal kupu-kupu sebenarnya memiliki arti baik, sama halnya dengan metamorphosis yang terjadi pada kupu-kupu yaitu: Be

Naskah Drama "Sekap"

  SEKAP Karya: Eka Trisna   Aktor -         Salina : Sarah -         Wawa : Laras   Scene 1             Suasana panggung tegang, lampu nyala-mati. Sarah diseret dari wing sambil meminta tolong.   Sarah    : “Tolong, ampun, tolong aku, siapapun tolong aku.” Laras    : (Tertawa terbahak-bahak dari belakang panggung)   Sarah    : “Aaaaaaaaaaaa” Lampu padam.   Scene 2             Sarah masuk dan duduk di kursi dengan posisi tangan diikat. Laras duduk santai sambil bernyanyi.   Laras    : (bernyanyi lagu happy birthday) Sarah    : (tersadar , ketakutan) Laras    : (tertawa kecil) “Hai nona, kau sudah bangun, nyenyak sekali sepertinya tidurmu.” Sarah    : (kebingungan , berusaha melepaskan ikatan) Laras    : “ hei tak perlu takut . Hm boleh aku tau bagaimana kabarmu setelah kejadian itu ? Sepertinya kau tampak baik-baik saja, tidak ada beban bahkan kau bisa hidup dengan tenang dan damai. Sarah    : (Menangis) Laras    : “Mengapa kau menan

Naskah Drama "Sphinx Triple-X"

  SPHINX TRIPLE X Karya: Benny Yohanes Saestunipun panjenengan badhe tindak pundi? Harto merengut tidak menyahut. Saya tegur lagi, coba-coba saya pakai bahasa prokem. Arep nglayap nang ngendi, tho rek?! Pacul saya silangkan ke dada. Siaga. E, Sontak dia berubah. Ndilalah kersaning allah. Wajahnya segera cerah, dan senyumnya tersungging murah. Sikap tentaranya ilang, dan jadi bersahabat, seperti wong cilik kebanyakan. Manusia itu yo memang begitu. Kalau sudah ketemu di hutan, semuanya ya kembali jadi lutung. "aku baru saja kelar mengalahkan sphinx. Sekarang, kita bebas dari antek-antek nekolim!” Atmudin gelagepan. Atmudin tidak makan sejarah di bangku sekolah. Tapi saya lalu tanya: “mas har, sphinx itu siapa?!” Menurut harto, sphinx itu raksasa angker, tapi dungu. Leluhurnya jin kafir. Ibunya gendruwo berujud singa. Mulutnya yang lebar cuma bias nganga. Ta menurut harto itu sudah cukup berbahaya.Begitu mulut sphinx mulai menguap, wabah koreng segera menyebar dari bau abab-nya. L

Cerpen Divisi Sastra "Si Bocah Sampah"

  Si Bocah Sampah Karya: Ainil Inayah  Jernih mata berwarna cokelat si bocah kecil kadang berlari ke kanan dan kadang juga berlari ke kiri menghindari kegelisahan saat telinganya terus-menerus dijejali suara-suara yang sebenarnya bukan menandakan apa-apa. Seperti suara ranting jatuh yang mungkin karena sudah tidak kuat menahan laju angin, juga suara botol kosong yang bergeser akibat tidak sengaja diinjak kucing. Tangannya masih terkepal di depan wajah untuk melindungi dari serangan rasa takut, tapi keringat dingin justru semakin mengucur di dahinya saat tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.  Ia masih ingat betul saat beberapa menit yang lalu tiba-tiba saja ia terbangun di atas tumpukan sampah, di sana ia hanya meringkuk, memeluk tubuh kecilnya sendiri. Tidak ada makhluk lain yang sedang berbagi harum sampah dengannya. Semua itu ia tangkap dari cahaya lampu jalan yang menembus kepalan tangannya dan hanya menyala dalam empat detik saja, kemudian mati dalam waktu empat detik pula pu

Cerpen Divisi Sastra "Sekawanan Kampung"

  Sekawanan Kampung Karya: Suryadi Dengan penuh konsen trasi Nasim mualimengitai mangsanya, bulu kuduk mulai berdiri. Nasim melompat dan menerkam mangsa, dangan kawan lain. Nasim lebih cepet dari musuh-musuhnya.p Kawana-kawana tua yang di atas tetap fokus berpuisi, sambil menikmati puisinya. Nasim merangkul mahluk berekor panjang keatas, dengan rasa banga Nasim kembali ketempat semula, kawan lain menatap iri kepada nasim. Pada sorehari Peluh menetes, dengan nafas sedikit lesu. Pak Addol mendeklarasikan satu rumah kerumah yang lain. Salah satu rumah yang dikunjungi adalah rumah Nasim. Dengan sedikit ngantuk nasim keluar menemui Pak Addol.  "Kerumah, ya." jawab Pak Adool. Setelah menemui Pak Addol, Nasim yang baru saja bangun dari tidur siangnya langsung ke kamar madi untuk bembersihkan wajah nya, setelah Nasim selesai membersikan wajh nya. Terlihat segerombolan kawanan yang sudah berangkat. Tanpa berfikir panjang, Nasim berangkat bersma dengan mereka. Dengan suara berisik,